SujaNEWS.com — Ketua Bidang Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Abdul Manan Ghani, mengaku saat ini Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, banyak dirugikan oleh media sosial.
“Pernyataan-pernyataan beliau itu dipelintir, dipotong, segala macam itu. Ada terjadi adu domba di antara umat gitu, melalui pernyataan-pernyataan yang sepotong-sepotong,” ujarnya di depan wartawan termasuk hidayatullah.com.
Hal itu ia katakan saat menerima kedatangan perwakilan keluarga Abu Bakar Baasyir ke Kantor PBNU di Jl Kramat Raya No. 164, Jakarta, Kamis (28/04/2016), 20 Rajab 1437.
Contoh pemelintiran dimaksud, aku dia, munculnya berita yang mengesankan Said Aqil mendukung pemimpin non-Muslim yang adil daripada Muslim tapi tak adil.
Abdul Manan mengatakan, persoalan berita itu pernah disampaikannya pada sebuah acara Majelis Ulama Indonesia, baru-baru ini. Ia mengaku, saat itu banyak yang menanyakannya soal berita tersebut.
Ia lantas menyampaikan pendapatnya bahwa berita seperti itu diakibatkan informasi tidak utuh yang menyebar termasuk di media sosial (internet).
“Saya bilang ini, alat ini, bukannya untuk menuntut ilmu, tapi untuk mencaci maki orang. Jadi jangan-jangan Google diciptakan itu untuk merusak umat Islam di Indonesia,” ujarnya saat itu, seperti ditirukannya di kantor PBNU kepada tetamunya.*
“Pernyataan-pernyataan beliau itu dipelintir, dipotong, segala macam itu. Ada terjadi adu domba di antara umat gitu, melalui pernyataan-pernyataan yang sepotong-sepotong,” ujarnya di depan wartawan termasuk hidayatullah.com.
Hal itu ia katakan saat menerima kedatangan perwakilan keluarga Abu Bakar Baasyir ke Kantor PBNU di Jl Kramat Raya No. 164, Jakarta, Kamis (28/04/2016), 20 Rajab 1437.
Contoh pemelintiran dimaksud, aku dia, munculnya berita yang mengesankan Said Aqil mendukung pemimpin non-Muslim yang adil daripada Muslim tapi tak adil.
“Jadi konotasinya kepada pesan keadilannya itu. Jadi dipelintir, disangkanya (Kiai Said) dukung kekuasaan kafir,” ujarnya didampingi Wakil Sekjen PBNU Ishfah Abidal Aziz dan Ketua Bidang Perekonomian Eman Suryaman.
Abdul Manan mengatakan, persoalan berita itu pernah disampaikannya pada sebuah acara Majelis Ulama Indonesia, baru-baru ini. Ia mengaku, saat itu banyak yang menanyakannya soal berita tersebut.
Ia lantas menyampaikan pendapatnya bahwa berita seperti itu diakibatkan informasi tidak utuh yang menyebar termasuk di media sosial (internet).
“Saya bilang ini, alat ini, bukannya untuk menuntut ilmu, tapi untuk mencaci maki orang. Jadi jangan-jangan Google diciptakan itu untuk merusak umat Islam di Indonesia,” ujarnya saat itu, seperti ditirukannya di kantor PBNU kepada tetamunya.*