SujaNEWS.com — Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menganggap kepemimpinan Presiden Joko Widodo setahun terakhir punya arah dan tujuan yang jelas. Bahkan dirinya mengungkapkan, Indonesia seperti tak punya komandan.
Hal itu diungkapkan Yusril ketika ditanya kesediaannya bergabung bersama pemerintah Jokowi-JK sebagai menteri. "Kalau ditawari masuk kabinet saya tak mau. Jadi lebih baik saya di luar. Tapi ini persoalan bukan kabinet, tapi Presiden," kata Yusril saat ditemui di salah satu rumah makan di Jakarta Selatan, Kamis (4/2).
"Karena leadership Presiden tak jelas arah tujuannya, kita seperti tak ada komandan. Saya tak mau jadi kabinet. Karena kabinet yang terpilih nanti pusing akan arahannya," tambahnya.
Dia menilai, bagaimana seorang menteri bisa bekerja benar kalau sang komandan tak memberikan arah yang jelas. Jadi, katanya, bukan persoalan latar belakang si menteri, apakah dari partai atau luar partai.
"Kalau tak jelas, dengan sendirinya arah menterinya tak bisa berbuat banyak. Saya pun tak mau jadi menteri kalau pemimpinnya tak jelas," tutupnya.
Hal itu diungkapkan Yusril ketika ditanya kesediaannya bergabung bersama pemerintah Jokowi-JK sebagai menteri. "Kalau ditawari masuk kabinet saya tak mau. Jadi lebih baik saya di luar. Tapi ini persoalan bukan kabinet, tapi Presiden," kata Yusril saat ditemui di salah satu rumah makan di Jakarta Selatan, Kamis (4/2).
"Karena leadership Presiden tak jelas arah tujuannya, kita seperti tak ada komandan. Saya tak mau jadi kabinet. Karena kabinet yang terpilih nanti pusing akan arahannya," tambahnya.
Dia menilai, bagaimana seorang menteri bisa bekerja benar kalau sang komandan tak memberikan arah yang jelas. Jadi, katanya, bukan persoalan latar belakang si menteri, apakah dari partai atau luar partai.
"Kalau tak jelas, dengan sendirinya arah menterinya tak bisa berbuat banyak. Saya pun tak mau jadi menteri kalau pemimpinnya tak jelas," tutupnya.