SujaNEWS.com — Skandal papa minta saham Freeport terus bergulir di MKD DPR. Sejumlah nama petinggi pemerintah Indonesia dan elit partai politik disebut- sebut dalam rekaman yang diputar di sidang MKD.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyebut skandal pembahasan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara sebagai sebuah perebutan saham antar geng di Indonesia.
Kata Rizal kisruh ini seperti sinetron. “Bagaikan sinetron. Pertentangan antar geng yang berebut saham,” kata Rizal sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (3/11/2015), dikutip dari Tempo.
Dia mengatakan kisruh adalah perebutan daging atau kue antar geng yang berada di kekuasaan.
Menurutnya terlepas dari perdebatan dalam masalah pembahasan perpanjangan kontrak Freeport, yang terpenting rakyat Indonesia harus mendapatkan yang lebih baik.
Rizal mengatakan, seperti yang sudah dijelaskan Presiden, Freeport harus membayar royalti lebih tinggi yaitu enam hingga tujuh persen.
“Ini karena di masa lalu akibat “hengki-pengki” membayar royalti hanya satu persen,” ucapnya.
Selain itu, Freeport harus bertanggung jawab soal pembuangan dan pengolahan limbah.
Menurut dia, selama ini Freeport seenaknya membuang limbah tanpa diproses sehingga merugikan masyarakat lokal.
“Freeport juga wajib membangun smelter dan terakhir soal divestasi,” katanya.
Rizal menegaskan Indonesia harus mendapatkan manfaat lebih besar dari Freeport karena selama ini sudah dirugikan.
Mahkamah Kehormatan Dewan akhirnya menyidangkan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Setya Novanto dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Dalam sidangnya Rabu (2/12), MKD mengundang Menteri ESDM Sudirman Said sebagai pengadu.
Dalam rekaman suara yang berisi percakapan antara Setya, Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha Riza Chalid itu, mereka diduga tak hanya mencatut nama Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Menkopolkam Luhut Panjaitan.
Skandal Freeport mempermalukan sejumlah pejabat tinggi negeri ini dan sejumlah elit partai. Nama-nama yang disebut dalam rekaman skandal Freeport antara lain Jokowi, JK, Luhut Panjaitan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Tito Karnavian yang sekarang menjabat Kapolda Metro Jaya. (azm/arrahmah.com)
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyebut skandal pembahasan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara sebagai sebuah perebutan saham antar geng di Indonesia.
Kata Rizal kisruh ini seperti sinetron. “Bagaikan sinetron. Pertentangan antar geng yang berebut saham,” kata Rizal sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (3/11/2015), dikutip dari Tempo.
Dia mengatakan kisruh adalah perebutan daging atau kue antar geng yang berada di kekuasaan.
Menurutnya terlepas dari perdebatan dalam masalah pembahasan perpanjangan kontrak Freeport, yang terpenting rakyat Indonesia harus mendapatkan yang lebih baik.
Rizal mengatakan, seperti yang sudah dijelaskan Presiden, Freeport harus membayar royalti lebih tinggi yaitu enam hingga tujuh persen.
“Ini karena di masa lalu akibat “hengki-pengki” membayar royalti hanya satu persen,” ucapnya.
Selain itu, Freeport harus bertanggung jawab soal pembuangan dan pengolahan limbah.
Menurut dia, selama ini Freeport seenaknya membuang limbah tanpa diproses sehingga merugikan masyarakat lokal.
“Freeport juga wajib membangun smelter dan terakhir soal divestasi,” katanya.
Rizal menegaskan Indonesia harus mendapatkan manfaat lebih besar dari Freeport karena selama ini sudah dirugikan.
Mahkamah Kehormatan Dewan akhirnya menyidangkan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Setya Novanto dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Dalam sidangnya Rabu (2/12), MKD mengundang Menteri ESDM Sudirman Said sebagai pengadu.
Dalam rekaman suara yang berisi percakapan antara Setya, Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha Riza Chalid itu, mereka diduga tak hanya mencatut nama Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Menkopolkam Luhut Panjaitan.
Skandal Freeport mempermalukan sejumlah pejabat tinggi negeri ini dan sejumlah elit partai. Nama-nama yang disebut dalam rekaman skandal Freeport antara lain Jokowi, JK, Luhut Panjaitan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Tito Karnavian yang sekarang menjabat Kapolda Metro Jaya. (azm/arrahmah.com)