SujaNEWS.com — Dalam rangka menyambut datangnya tahun baru 2016 Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai wadah masyarakat ulama, zu’ama dan cendekiawan Muslim, dalam hal ini diwakili oleh Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin didampingi jajaran pengurus MUI lainnya menyampaikan beberapa tausyiah.
“MUI mengajak masyarakat dan seluruh komponen bangsa untuk senantiasa meningkatkan rasa syukur, berdoa, muhasabah, dan memohon kekuatan, hidayah, serta taufik dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala guna menyongsong tahun baru 2016 dengan semangat dan optimisme yang tinggi serta menghimbau agar dalam menghadapi pergantian tahun 2015 hendaknya dilakukan dengan kesederhanaan, menghindari sikap berlebihan (tabdzir), hedonisme, tamak dan rakus serta perilaku menyimpang lainnya,” kata Ma’ruf dalam konferensi pers di Gedung MUI Pusat Jakarta, Selasa (2912/2015).
Lebih lanjut, dikatakan Ma’ruf, MUI memberikan apresiasi atas segala upaya Pemerintah dan komponen masyarakat dalam mewujudkan suasana kerukunan antarumat beragama yang sudah terjalin dengan baik di Indonesia. Terhadap kasus-kasus yang terjadi dan melibatkan antarumat beragama, seperti kasus Tolikara-Papua dan Aceh-Singkil, MUI mendorong kepada aparat terkait agar secara adil menegakkan hukum terhadap pelaku kerusuhan tersebut.
“Etika dan bernegara yang dipraktikan oleh elit politik dan pejabat publik hendaknya menjadi tauladan bagi warga dan bangsa. Untuk itu, MUI mendorong kepada pejabat publik untuk menegakkan integritas dalam menjalankan amanah sesuai dengan tuntutan perundang-undangan dan sumpah jabatan,” demikian Ma’ruf berpesan.
Kendati demikian, Ma’ruf menegaskan bahwa perilaku korupsi masih mengakar di kalangan para pejabat publik. Karena itu, MUI mendesak Pemerintah dan instansi terkait agar secara tegas dan konsisten melakukan pencegahan dan penindakan terhadap praktik dan perilaku korupsi agar tujuan pembangunan untuk terciptanya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dapat tercapai.
Selain itu, MUI juga menyoroti persoalan terkait dengan gerakan terorisme, liberalisme, dan radikalisme global. Dalam rangka menghadapi gerakan-gerakan tersebut MUI mengajak seluruh komponen bangsa untuk mengarus-utamakan penerapan Islam Wasathiyah sebagai model pengamalan agama Islam di Indonesia, ASEAN, dan bahkan Dunia.
“Demikian tausyiah kami sampaikan Semoga memberikan manfaat dalam rangka untuk menciptakan kemaslahatan umat dan bangsa,” tutup Ma’ruf yang juga Rais Aam PBNU.*
Rep: Achmad Fazeri
“MUI mengajak masyarakat dan seluruh komponen bangsa untuk senantiasa meningkatkan rasa syukur, berdoa, muhasabah, dan memohon kekuatan, hidayah, serta taufik dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala guna menyongsong tahun baru 2016 dengan semangat dan optimisme yang tinggi serta menghimbau agar dalam menghadapi pergantian tahun 2015 hendaknya dilakukan dengan kesederhanaan, menghindari sikap berlebihan (tabdzir), hedonisme, tamak dan rakus serta perilaku menyimpang lainnya,” kata Ma’ruf dalam konferensi pers di Gedung MUI Pusat Jakarta, Selasa (2912/2015).
Lebih lanjut, dikatakan Ma’ruf, MUI memberikan apresiasi atas segala upaya Pemerintah dan komponen masyarakat dalam mewujudkan suasana kerukunan antarumat beragama yang sudah terjalin dengan baik di Indonesia. Terhadap kasus-kasus yang terjadi dan melibatkan antarumat beragama, seperti kasus Tolikara-Papua dan Aceh-Singkil, MUI mendorong kepada aparat terkait agar secara adil menegakkan hukum terhadap pelaku kerusuhan tersebut.
“Etika dan bernegara yang dipraktikan oleh elit politik dan pejabat publik hendaknya menjadi tauladan bagi warga dan bangsa. Untuk itu, MUI mendorong kepada pejabat publik untuk menegakkan integritas dalam menjalankan amanah sesuai dengan tuntutan perundang-undangan dan sumpah jabatan,” demikian Ma’ruf berpesan.
Kendati demikian, Ma’ruf menegaskan bahwa perilaku korupsi masih mengakar di kalangan para pejabat publik. Karena itu, MUI mendesak Pemerintah dan instansi terkait agar secara tegas dan konsisten melakukan pencegahan dan penindakan terhadap praktik dan perilaku korupsi agar tujuan pembangunan untuk terciptanya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dapat tercapai.
Selain itu, MUI juga menyoroti persoalan terkait dengan gerakan terorisme, liberalisme, dan radikalisme global. Dalam rangka menghadapi gerakan-gerakan tersebut MUI mengajak seluruh komponen bangsa untuk mengarus-utamakan penerapan Islam Wasathiyah sebagai model pengamalan agama Islam di Indonesia, ASEAN, dan bahkan Dunia.
“Demikian tausyiah kami sampaikan Semoga memberikan manfaat dalam rangka untuk menciptakan kemaslahatan umat dan bangsa,” tutup Ma’ruf yang juga Rais Aam PBNU.*
Rep: Achmad Fazeri