SujaNEWS.com — Pimpinan Pesantren Daarul Qur’an, ustadz Yusuf Mansur menyampaikan keinginannya mendirikan pesantren penghafal Al Quran atau biasa dikenal dengan pesantren tahfidz, di 50 negara bagian di Amerika Serikat.
“Target di 50 tempat,” ujarnya.
Sampai saat ini menurut ustadz yang akrab dipanggil YM itu sudah ada sekitar 3 sampai 4 pesantren penghafal Al Quran yang sudah berdiri di AS.
Yusuf Mansur juga menjelaskan langkah-langkah yang sudah dan akan ditempuh untuk mencapainya. Yaitu dengan bekerja sama dengan masjid atau lembaga Islam yang sudah ada.
“Simpel karena kita kan (Daarul Qur’an, red) nempel ama masjid. Nempel ama lembaga-lembaga Islam yang sudah ada. Sifat Darul Qur’an itu dari dulu kalau ada yang sudah jadi ngapain bikin yang baru, kecuali kalau memang belum ada,” paparnya kepada reporter muslimdaily, Selasa (11/08), di Pacific Place Mall, Jakarta.
Selain itu YM juga melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak yang ada di sana. Dilanjutkan dengan pengiriman santri untuk mengajar di Negeri Paman Sam itu.
“Jadi kita sebelummya sudah kontak-kontakan, terutama dengan ustadz Shamsi Ali. Kemudian saya berangkat ke sana dan dilanjutkan dengan mengirim beberapa santri untuk menjadi santri awal dan mengajar di sana,” tambahnya.
Ustadz yang dikenal gemar mengajak orang untuk bersedekah ini juga menceritakan akan mengirim lagi beberapa santri, termasuk puterinya Wirda. “Wirda nanti akan menjadi tutor di beberapa tempat,” katanya.
Adapun ketika ditanya terkait perizinan, menurut YM itu perkara mudah. “Perizinan mudah, karena di sana mengenal sistem dormitory,” pungkasnya.
“Target di 50 tempat,” ujarnya.
Sampai saat ini menurut ustadz yang akrab dipanggil YM itu sudah ada sekitar 3 sampai 4 pesantren penghafal Al Quran yang sudah berdiri di AS.
Yusuf Mansur juga menjelaskan langkah-langkah yang sudah dan akan ditempuh untuk mencapainya. Yaitu dengan bekerja sama dengan masjid atau lembaga Islam yang sudah ada.
“Simpel karena kita kan (Daarul Qur’an, red) nempel ama masjid. Nempel ama lembaga-lembaga Islam yang sudah ada. Sifat Darul Qur’an itu dari dulu kalau ada yang sudah jadi ngapain bikin yang baru, kecuali kalau memang belum ada,” paparnya kepada reporter muslimdaily, Selasa (11/08), di Pacific Place Mall, Jakarta.
Selain itu YM juga melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak yang ada di sana. Dilanjutkan dengan pengiriman santri untuk mengajar di Negeri Paman Sam itu.
“Jadi kita sebelummya sudah kontak-kontakan, terutama dengan ustadz Shamsi Ali. Kemudian saya berangkat ke sana dan dilanjutkan dengan mengirim beberapa santri untuk menjadi santri awal dan mengajar di sana,” tambahnya.
Ustadz yang dikenal gemar mengajak orang untuk bersedekah ini juga menceritakan akan mengirim lagi beberapa santri, termasuk puterinya Wirda. “Wirda nanti akan menjadi tutor di beberapa tempat,” katanya.
Adapun ketika ditanya terkait perizinan, menurut YM itu perkara mudah. “Perizinan mudah, karena di sana mengenal sistem dormitory,” pungkasnya.