SujaNEWS.com — Ketua Umum Perindo Hary Tanoesudibjo menilai, kinerja menteri-menteri ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo masih belum terlihat. Menurutnya, mereka masih bermain dengan wacana yang tak kunjung terealisasi.
"Eksekusinya lambat dan kurang mengena di sasaran. Itu fakta yang dihadapi. Padahal janji-janji politik Jokowi ini sangat menjanjikan diawal," kata Hary dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/6/2015).
Menurut Hary, saat berkeliling ke daerah, dirinya melihat nelayan, petani dan juga buruh malah semakin menjerit. Salah satu faktor yang paling bisa terlihat adalah naiknya harga kebutuhan bahakn pokok. Ditambah lagi pengangguran pun saat ini sudah mulai banyak menghantui masyarakat.
"Saya juga melihat kehidupan masyarakat marjinal masih jauh tertinggal, kesenjangan tinggi. Tapi sayang menteri dan presiden lambat jalani reformasi birokrasi. Akhirnya program pemerintah pun terbengkalai," bebernya.
Tak hanya itu, menurut Hary, tidak adanya kepastikan hukum dan kepastian kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah juga dirasakan imbasnya terhadap pelaku usaha. Karena itu dirinya berkesimpulan jika saat ini dibutuhkan tim ekonomi yang mempunyai kapasitas mumpuni.
"Kita perlu tim ekonomi yang punya integritas dan kapasitas. Indonesia perlu solusi, kalo dia punya kapasitas, berarti dia punya kompetensi. Harus diingat itu. Jdi tim yang betul- paham akan persoalan bangsa kita dan bagaimana menyelesaiakannya," katanya Hary.
Lebih lanjut, dirinya menilai dibalik lemahnya tim ekonomi ada masalah serius dalam hal leadership presiden Jokowi dan Jusuf Kalla.
"Kita harus punya kepemimpinan yang kuat dan bisa cepat menyelesaikan masalah saat ini. Presiden harus bisa menyatukan team work yang solid," katanya.
"Eksekusinya lambat dan kurang mengena di sasaran. Itu fakta yang dihadapi. Padahal janji-janji politik Jokowi ini sangat menjanjikan diawal," kata Hary dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (26/6/2015).
Menurut Hary, saat berkeliling ke daerah, dirinya melihat nelayan, petani dan juga buruh malah semakin menjerit. Salah satu faktor yang paling bisa terlihat adalah naiknya harga kebutuhan bahakn pokok. Ditambah lagi pengangguran pun saat ini sudah mulai banyak menghantui masyarakat.
"Saya juga melihat kehidupan masyarakat marjinal masih jauh tertinggal, kesenjangan tinggi. Tapi sayang menteri dan presiden lambat jalani reformasi birokrasi. Akhirnya program pemerintah pun terbengkalai," bebernya.
Tak hanya itu, menurut Hary, tidak adanya kepastikan hukum dan kepastian kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah juga dirasakan imbasnya terhadap pelaku usaha. Karena itu dirinya berkesimpulan jika saat ini dibutuhkan tim ekonomi yang mempunyai kapasitas mumpuni.
"Kita perlu tim ekonomi yang punya integritas dan kapasitas. Indonesia perlu solusi, kalo dia punya kapasitas, berarti dia punya kompetensi. Harus diingat itu. Jdi tim yang betul- paham akan persoalan bangsa kita dan bagaimana menyelesaiakannya," katanya Hary.
Lebih lanjut, dirinya menilai dibalik lemahnya tim ekonomi ada masalah serius dalam hal leadership presiden Jokowi dan Jusuf Kalla.
"Kita harus punya kepemimpinan yang kuat dan bisa cepat menyelesaikan masalah saat ini. Presiden harus bisa menyatukan team work yang solid," katanya.