SujaNEWS.com — Menjelang bulan Ramadhan, banyak kita jumpai jadwal imsakiyah yang beredar di tengah masyarakat, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Bahkan tak sedikit aplikasi jadwal imsakiyah pun bermunculan turut meramaikan sebagai tanda kemajuan teknologi. Sebenarnya apakah jadwal imsakiyah dan mengapa harus ada jadwal imsakiyah?
Dalam rangka memberikan kemudahan informasi tentang kapan masuknya waktu-waktu shalat kepada umat Muslim selama bulan Ramadhan, maka dibuatlah jadwal shalat yang kemudian khusus dikenal dengan istilah imsakiyah, karena di dalamnya terdapat jadwal waktu imsak.
Hakikatnya, jadwal waktu imsak dibuat untuk digunakan sebagai pedoman menentukan awal dan akhir berpuasa setiap harinya. Lafadz imsak sendiri merupakan bentuk isim zaman dari lafadz masaka yang berarti menahan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa waktu imsak merupakan waktu dimana kita memulai untuk berpuasa, menahan makan, minum dan hal-hal lain yang diharamkan ketika berpuasa.
Adanya Kehati-hatian
Ikhtiyat dalam beribadah kaitannya dengan waktu bermakna kehati-hatian yang mengandung maksud bahwa dalam beribadah hendaknya kita selalu berhati-hati dan menjaga aspek waktu dalam pelaksanan ibadah itu sendiri. Hal ini diimplementasikan pula dalam ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Adanya waktu imsak, dimaksudkan agar umat Muslim yang hendak melakukan puasa, setidaknya memiliki jeda waktu untuk bersiap-siap setelah waktu sahur dengan waktu adzan shubuh dalam rangka kehati-hatian agar tidak terjadi kelalaian dalam waktu sahur.
Lama atau selang jeda waktu antara sahur dan adzan shubuh, atau yang disebut waktu imsak dalam jadwal imsakiyah yang banyak beredar saat ini sebenarnya bukanlah waktu imsak yang sesungguhnya. Melainkan merupakan hasil pandangan dari Ibnu al ‘Arabi[1], yang berdasar pada prinsip ikhtiyat.[2] Beliau berpendapat bahwa waktu imsak ialah sebelum terbit fajar. Oleh karena pandangan beliau yang berdasar pada ikhtiyat tersebut, banyak kita jumpai dalam jadwal imsakiyah, jeda waktu antara sahur dan adzan shubuh berselang selama 10 menit. Waktu 10 menit ini diharapkan menjadi peringatan bahwa waktu imsak yang sebenarnya sebentar lagi akan tiba, yaitu sekitar 7 atau 8 menit lagi, sehingga ketika waktu imsak benar-benar tiba, segala aktifitas yang dapat membatalkan puasa telah diakhiri.
Penulis: Laksmiyanti Annake Harijadi Noor
(praktisi dan mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang)
anna.aihaibara@gmail.com
[1] Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Muhammad al ‘Arabi al Isybili al Maliki (468-543 H), seorang imam besar ahli hadits dan tafsir.
[2] Waktu imsak yang sesungguhnya adalah 2 atau 3 menit sebelum waktu adzan shubuh, berdasar pada hadits Nabi yang diriwayatkan Samrah Ibnu Jundab yang menyatakan bahwa patokan awal waktu imsak adalah fajar mustatir, yaitu fajar putih yang membentang atau yang biasa disebut sebagai fajar sadiq.
Dalam rangka memberikan kemudahan informasi tentang kapan masuknya waktu-waktu shalat kepada umat Muslim selama bulan Ramadhan, maka dibuatlah jadwal shalat yang kemudian khusus dikenal dengan istilah imsakiyah, karena di dalamnya terdapat jadwal waktu imsak.
Hakikatnya, jadwal waktu imsak dibuat untuk digunakan sebagai pedoman menentukan awal dan akhir berpuasa setiap harinya. Lafadz imsak sendiri merupakan bentuk isim zaman dari lafadz masaka yang berarti menahan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa waktu imsak merupakan waktu dimana kita memulai untuk berpuasa, menahan makan, minum dan hal-hal lain yang diharamkan ketika berpuasa.
Adanya Kehati-hatian
Ikhtiyat dalam beribadah kaitannya dengan waktu bermakna kehati-hatian yang mengandung maksud bahwa dalam beribadah hendaknya kita selalu berhati-hati dan menjaga aspek waktu dalam pelaksanan ibadah itu sendiri. Hal ini diimplementasikan pula dalam ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Adanya waktu imsak, dimaksudkan agar umat Muslim yang hendak melakukan puasa, setidaknya memiliki jeda waktu untuk bersiap-siap setelah waktu sahur dengan waktu adzan shubuh dalam rangka kehati-hatian agar tidak terjadi kelalaian dalam waktu sahur.
Lama atau selang jeda waktu antara sahur dan adzan shubuh, atau yang disebut waktu imsak dalam jadwal imsakiyah yang banyak beredar saat ini sebenarnya bukanlah waktu imsak yang sesungguhnya. Melainkan merupakan hasil pandangan dari Ibnu al ‘Arabi[1], yang berdasar pada prinsip ikhtiyat.[2] Beliau berpendapat bahwa waktu imsak ialah sebelum terbit fajar. Oleh karena pandangan beliau yang berdasar pada ikhtiyat tersebut, banyak kita jumpai dalam jadwal imsakiyah, jeda waktu antara sahur dan adzan shubuh berselang selama 10 menit. Waktu 10 menit ini diharapkan menjadi peringatan bahwa waktu imsak yang sebenarnya sebentar lagi akan tiba, yaitu sekitar 7 atau 8 menit lagi, sehingga ketika waktu imsak benar-benar tiba, segala aktifitas yang dapat membatalkan puasa telah diakhiri.
Penulis: Laksmiyanti Annake Harijadi Noor
(praktisi dan mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang)
anna.aihaibara@gmail.com
[1] Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Muhammad al ‘Arabi al Isybili al Maliki (468-543 H), seorang imam besar ahli hadits dan tafsir.
[2] Waktu imsak yang sesungguhnya adalah 2 atau 3 menit sebelum waktu adzan shubuh, berdasar pada hadits Nabi yang diriwayatkan Samrah Ibnu Jundab yang menyatakan bahwa patokan awal waktu imsak adalah fajar mustatir, yaitu fajar putih yang membentang atau yang biasa disebut sebagai fajar sadiq.