SujaNEWS.com — Koalisi serangan udara di bawah komando Arab Saudi terus menggempur kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman. Houthi sendiri belum mengambil langkah perlawanan terhadap Arab Saudi, tapi pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa kelompok tersebut memiliki kemampuan untuk melakukannya.
“Untuk sekarang ini, pemimpin yang bertugas dalam aksi militer di Yaman belum memutuskan apakah akan menerobos Bab-el-Mandeb (wilayah yang menghubungkan Teluk Aden di Yaman dengan Laut Merah menuju Arab Saudi) dan melancarkan serangan dengan target Arab Saudi, meskipun pada faktanya mereka memiliki kemampuan tersebut,” ujar Nasrallah kepada Sputnik, Selasa (7/4).
Kemampuan pemberontak Syiah Houthi dalam menggempur pemerintah Yaman sudah terbukti. Pada September lalu, Houthi berhasil mengambil alih pemerintahan dan akhirnya mengudeta Istana Kepresidenan di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Januari lalu.
Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dipaksa mundur dari jabatannya dan dijadikan tahanan rumah. Namun, Hadi berhasil melarikan diri dan mendeklarasikan bahwa pemerintahannya masih berjalan. Ia kabur ke Aden.
Namun, Houthi berhasil meringsek masuk dan menguasai Aden yang berbatasan dengan Arab Saudi. Guna mencegah Houthi masuk ke wilayahnya, Arab Saudi mengirimkan pasukan bersenjata ke perbatasan.
Atas permintaan Hadi, Arab Saudi mendukung pemerintahan resmi Yaman dan menggempur kelompok pemberontak Houthi. Hadi pun lari ke Riyadh, Arab Saudi.
Tak hanya membantu dengan serangan udara, koalisi Arab Saudi juga memberikan pasokan senjata bagi pasukan pro Hadi untuk melawan Houthi.
“Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mengirimkan senjata ke Distrik Jahaf di Ad Dali pagi dan sore hari ini untuk mendukung gerakan selatan melawan Houthi dan sekutunya,” ujar seorang sumber anonim kepada Sputnik.
Namun, seorang pemimpin kelompok Houthi yang berbasis di Beirut mengatakan bahwa Arab Saudi mengalami kegagalan. Pasalnya, upaya Saudi untuk menyerang Houthi justru membuat warga Yaman berbalik membenci pemerintah.
Kebencian tersebut bukan tanpa alasan. Serangan udara ini ternyata tidak hanya mematikan Houthi, tapi juga menelan korban jiwa warga sipil.
Seperti diberitakan sebelumnya, serangan udara Arab Saudi diduga telah menewaskan sedikitnya 40 orang di kamp pengungsi di Yaman.
Tak hanya itu, Badan Perlindungan Anak PBB, UNICEF, pada Selasa (31/3) juga melaporkan bahwa setidaknya 62 anak tewas dan 30 lainnya terluka.
Memantau kisruh yang kian menjadi, pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi evakuasi warga negara di Yaman. Sejak evakuasi dilaksanakan pada Desember, kini 700 dari 4.159 WNI sudah tiba di Tanah Air.(CNN Indonesia)
“Untuk sekarang ini, pemimpin yang bertugas dalam aksi militer di Yaman belum memutuskan apakah akan menerobos Bab-el-Mandeb (wilayah yang menghubungkan Teluk Aden di Yaman dengan Laut Merah menuju Arab Saudi) dan melancarkan serangan dengan target Arab Saudi, meskipun pada faktanya mereka memiliki kemampuan tersebut,” ujar Nasrallah kepada Sputnik, Selasa (7/4).
Kemampuan pemberontak Syiah Houthi dalam menggempur pemerintah Yaman sudah terbukti. Pada September lalu, Houthi berhasil mengambil alih pemerintahan dan akhirnya mengudeta Istana Kepresidenan di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Januari lalu.
Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dipaksa mundur dari jabatannya dan dijadikan tahanan rumah. Namun, Hadi berhasil melarikan diri dan mendeklarasikan bahwa pemerintahannya masih berjalan. Ia kabur ke Aden.
Namun, Houthi berhasil meringsek masuk dan menguasai Aden yang berbatasan dengan Arab Saudi. Guna mencegah Houthi masuk ke wilayahnya, Arab Saudi mengirimkan pasukan bersenjata ke perbatasan.
Atas permintaan Hadi, Arab Saudi mendukung pemerintahan resmi Yaman dan menggempur kelompok pemberontak Houthi. Hadi pun lari ke Riyadh, Arab Saudi.
Tak hanya membantu dengan serangan udara, koalisi Arab Saudi juga memberikan pasokan senjata bagi pasukan pro Hadi untuk melawan Houthi.
“Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mengirimkan senjata ke Distrik Jahaf di Ad Dali pagi dan sore hari ini untuk mendukung gerakan selatan melawan Houthi dan sekutunya,” ujar seorang sumber anonim kepada Sputnik.
Namun, seorang pemimpin kelompok Houthi yang berbasis di Beirut mengatakan bahwa Arab Saudi mengalami kegagalan. Pasalnya, upaya Saudi untuk menyerang Houthi justru membuat warga Yaman berbalik membenci pemerintah.
Kebencian tersebut bukan tanpa alasan. Serangan udara ini ternyata tidak hanya mematikan Houthi, tapi juga menelan korban jiwa warga sipil.
Seperti diberitakan sebelumnya, serangan udara Arab Saudi diduga telah menewaskan sedikitnya 40 orang di kamp pengungsi di Yaman.
Tak hanya itu, Badan Perlindungan Anak PBB, UNICEF, pada Selasa (31/3) juga melaporkan bahwa setidaknya 62 anak tewas dan 30 lainnya terluka.
Memantau kisruh yang kian menjadi, pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi evakuasi warga negara di Yaman. Sejak evakuasi dilaksanakan pada Desember, kini 700 dari 4.159 WNI sudah tiba di Tanah Air.(CNN Indonesia)