SujaNEWS.com — Publik tentu masih ingat, ketika Majalah Time menjadikan gambar Jokowi sebagai cover depan dengan judul: "A NEW HOPE" (Harapan Baru). Ada pun Time memuat itu pada edisi Oktober 2014 tahun lalu.
Tapi selang waktu sekitar 3 bulan saja, cover majalah Time dengan gambar Jokowi tersebut berubah. Hasil pantauan, pada Jumat (23/1/15) muncul "Meme" Cover Majalah Time dengan judul : "A NEW HOPELESS" yang tersebar di media sosial. Adapun momen tersebut, menurut kabar dari Merdeka, sebuah sindiran yang menggambarkan hilangnya harapan publik terhadap Jokowi yang dinilai tidak bertindak tegas terhadap upaya pelemahan KPK.
Pastinya, bukan cuma pelemahan KPK saja yang buat publik kecewa, ada kebijakan Jokowi lain yang juga berhasil membuat rakyat tidak percaya bahwa Jokowi adalah harapan baru. Liberalisasi harga BBM membuat ketidakstabilan harga di pasar. Lain lagi, di tambah dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok yang makin membuat rakyat kecil menjerit. Tak ayal, banyak pemilih dan pendukung Jokowi yang ketika Pilpres 2014 mendukung mati-matian harus kecewa.
Ketidak percayaan publik semakin menjadi, dimana Pemerintahan Jokowi melakukan pemblokiran situs-situs media Islam secara sepihak dan sarat muatan politis. Ekspresi kecewa pun hadir dari Iwan Piliang yang dulu adalah Tim Sukses Jokowi-Jusuf Kalla.
Ditambah lagi, masifnya gerakan mahasiswa yang sudah turun kejalan memberikan raport merah kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Tuntutan "Gulingkan Jokowi" pun sudah menggema dan terdengar dalam orasi yang di lakukan parlemen jalanan tersebut.
Singkatnya, Jokowi yang disebut oleh majalah Time "A NEW HOPE" ternyata Jokowi "A NEW HOPELESS". Majalah Time gagal citrakan Jokowi sebagai "harapan baru".
Kini, di tengah banyaknya pendukung dan relawan Jokowi yang sudah berbalik arah, muncul berita dari Majalah Time yang menobatkan Jokowi masuk 100 Tokoh paling berpengaruh 2015. Dikabarkan, Time memasukkan Jokowi karena "Anti Ekstremis Muslim" seperti dilansir Piyungan.
Presiden Jokowi dimasukkan majalah TIME ke dalam daftar 100 Tokoh Berpengaruh Dunia 2015. Pengumuman Jokowi masuk ke dalam daftar orang berpengaruh diumumkan majalah terbitan Amerika Serikat tersebut melalui laman resminya pada Kamis (17/4).
Jokowi dimasukkan ke dalam kategori leader bersama Perdana Menteri India Narendra Modi, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Cina Xi Jinping.
Ya, terserah majalah Time mau memakai indikatornya apa tuk naikkan citra Jokowi. Namun yang jadi pertanyaan wajar adalah, kok masih beraninya Time berikan citra positif kepada Jokowi, padahal sudah membodohi dunia dengan Cover "A NEW HOPE" bulan Oktober 2014 lalu.
Jika "A New Hope" berubah dalam hitungan tiga bulan menjadi "A New Hopless", bagaimana dengan "Jokowi Masuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh 2015"? Bukan tidak mungkin sekarang Jokowi di citrakan menjadi tokoh paling berpengaruh, tapi saat ini, besok, lusa, atau minggu depan fakta membuktikan bahwa Jokowi ternyata adalah orang yang "dipengaruhi" bukan "berpengaruh."
Semoga, rakyat Indonesia bisa lebih jeli membaca informasi yang di mainkan oleh media asing. [sal]
Tapi selang waktu sekitar 3 bulan saja, cover majalah Time dengan gambar Jokowi tersebut berubah. Hasil pantauan, pada Jumat (23/1/15) muncul "Meme" Cover Majalah Time dengan judul : "A NEW HOPELESS" yang tersebar di media sosial. Adapun momen tersebut, menurut kabar dari Merdeka, sebuah sindiran yang menggambarkan hilangnya harapan publik terhadap Jokowi yang dinilai tidak bertindak tegas terhadap upaya pelemahan KPK.
Pastinya, bukan cuma pelemahan KPK saja yang buat publik kecewa, ada kebijakan Jokowi lain yang juga berhasil membuat rakyat tidak percaya bahwa Jokowi adalah harapan baru. Liberalisasi harga BBM membuat ketidakstabilan harga di pasar. Lain lagi, di tambah dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok yang makin membuat rakyat kecil menjerit. Tak ayal, banyak pemilih dan pendukung Jokowi yang ketika Pilpres 2014 mendukung mati-matian harus kecewa.
Ketidak percayaan publik semakin menjadi, dimana Pemerintahan Jokowi melakukan pemblokiran situs-situs media Islam secara sepihak dan sarat muatan politis. Ekspresi kecewa pun hadir dari Iwan Piliang yang dulu adalah Tim Sukses Jokowi-Jusuf Kalla.
Ditambah lagi, masifnya gerakan mahasiswa yang sudah turun kejalan memberikan raport merah kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Tuntutan "Gulingkan Jokowi" pun sudah menggema dan terdengar dalam orasi yang di lakukan parlemen jalanan tersebut.
Singkatnya, Jokowi yang disebut oleh majalah Time "A NEW HOPE" ternyata Jokowi "A NEW HOPELESS". Majalah Time gagal citrakan Jokowi sebagai "harapan baru".
Kini, di tengah banyaknya pendukung dan relawan Jokowi yang sudah berbalik arah, muncul berita dari Majalah Time yang menobatkan Jokowi masuk 100 Tokoh paling berpengaruh 2015. Dikabarkan, Time memasukkan Jokowi karena "Anti Ekstremis Muslim" seperti dilansir Piyungan.
Presiden Jokowi dimasukkan majalah TIME ke dalam daftar 100 Tokoh Berpengaruh Dunia 2015. Pengumuman Jokowi masuk ke dalam daftar orang berpengaruh diumumkan majalah terbitan Amerika Serikat tersebut melalui laman resminya pada Kamis (17/4).
Jokowi dimasukkan ke dalam kategori leader bersama Perdana Menteri India Narendra Modi, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Cina Xi Jinping.
Ya, terserah majalah Time mau memakai indikatornya apa tuk naikkan citra Jokowi. Namun yang jadi pertanyaan wajar adalah, kok masih beraninya Time berikan citra positif kepada Jokowi, padahal sudah membodohi dunia dengan Cover "A NEW HOPE" bulan Oktober 2014 lalu.
Jika "A New Hope" berubah dalam hitungan tiga bulan menjadi "A New Hopless", bagaimana dengan "Jokowi Masuk 100 Tokoh Paling Berpengaruh 2015"? Bukan tidak mungkin sekarang Jokowi di citrakan menjadi tokoh paling berpengaruh, tapi saat ini, besok, lusa, atau minggu depan fakta membuktikan bahwa Jokowi ternyata adalah orang yang "dipengaruhi" bukan "berpengaruh."
Semoga, rakyat Indonesia bisa lebih jeli membaca informasi yang di mainkan oleh media asing. [sal]