SujaNEWS.com — Sebanyak 8 (delapan) di antara 9 (sembilan) terpidana mati gembong narkoba akhirnya telah dieksekusi mati secara serentak di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (29/4/2015) dini hari sekitar pukul 00.25 WIB.
Sebanyak 8 terpidana mati itu adalah Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brazil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana) dan Okwudili Oyatanze (Nigeria).
Jenazah 8 terpidana mati tersebut langsung dibawa keluar dari Pulau Nusakambangan, Cilacap pada Rabu dini hari guna dibawa ke tempat persemayaman masing-masing dan dikawal mobil Patroli Jalan Raya (PJR) Kepolisian Daerah Jateng.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura Cilacap, ambulans yang membawa jenazah para terpidana mati terbagi atas dua kelompok penyeberangan karena keterbatasan kapasitas Kapal Pengayoman IV milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang menyeberangkan mobil-mobil tersebut dari Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Kelompok pertama yang tiba di Dermaga Wijayapura pada pukul 04.50 WIB terdiri atas enam ambulans, salah satu di antaranya tidak membawa peti jenazah, sedangkan kelompok kedua terdiri atas tiga ambulans.
Akan tetapi pada kaca depan setiap ambulans tidak disebutkan nama jenazah terpidana mati yang dibawa karena hanya tercantum nomor urut saja.
Berdasarkan informasi yang dihimpun kantor berita Antara, kelompok pertama terdiri atas ambulans pembawa jenazah Myuran Sukumaran (nomor 1), Andrew Chan (nomor 2), Martin Anderson (nomor 4), Silvester Obiekwe Nwaolise (nomor 6), Rodrigo Gularte (nomor 7) dan ambulans nomor 3 kosong karena semula ditujukan untuk jenazah Mary Jane Fiesta Veloso yang ditunda eksekusinya.
Sementara tiga ambulans yang masuk kelompok kedua terdiri atas jenazah Raheem Agbaje Salami (nomor 5), Okwudili Oyatanze (nomor 8) dan Zainal Abidin (nomor 9).
Dalam hal ini, dua ambulans yang membawa jenazah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan berjalan beriringan karena duo “Bali Nine” itu akan disemayamkan lebih dulu di Jakarta sebelum diterbangkan ke Australia.
Sementara jenazah Martin Anderson akan dimakamkan secara Islam di Bekasi, jenazah Silvester Obiekwe Nwaolise disemayamkan di Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta sebelum diterbangkan ke Nigeria, dan jenazah Rodrigo Gularte disemayamkan di RS St Carolus Jakarta sebelum diterbangkan ke Brasil.
Selanjutnya, jenazah Raheem Agbaje Salami dibawa ke Madiun untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Serayu, jenazah Okwudili Oyatanze dibawa ke Ambarawa, dan jenazah Zainal Abidin dimakamkan di Pemakaman Umum Karangsuci, Cilacap.
Terpidana Mati Mary Jane Batal Dieksekusi Mati
Sementara itu, terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso batal dieksekusi bersama delapan terpidana lainnya. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Tony T Spontana di Jakarta pada Rabu dini hari menyatakan, Mary Jane batal dieksekusi. “MJ batal dieksekusi,” katanya.
Dari pemberitaan, perekrut Mary Jane menyerahkan diri kepada Kepolisian Kota Cabanatuan, Filipina dan dari keterangannya bahwa sosok Mary Jane tidak bersalah.
Dalam sejumlah pemberitaan, Jaksa Agung H.M. Prasetyo juga membenarkan jika eksekusi terhadap terpidana mati Mary Jane ditunda pelaksanaannya karena perekrut perempuan itu telah menyerahkan diri.
Berdasarkan informasi dari sumber kantor berita Antara di Nusakambangan, terpidana mati Mary Jane direncanakan dibawa kembali ke Yogyakarta. Namun, belum diketahui secara pasti kapan pemindahan tersebut akan dilaksanakan. [GA]
Sebanyak 8 terpidana mati itu adalah Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brazil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana) dan Okwudili Oyatanze (Nigeria).
Jenazah 8 terpidana mati tersebut langsung dibawa keluar dari Pulau Nusakambangan, Cilacap pada Rabu dini hari guna dibawa ke tempat persemayaman masing-masing dan dikawal mobil Patroli Jalan Raya (PJR) Kepolisian Daerah Jateng.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura Cilacap, ambulans yang membawa jenazah para terpidana mati terbagi atas dua kelompok penyeberangan karena keterbatasan kapasitas Kapal Pengayoman IV milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang menyeberangkan mobil-mobil tersebut dari Dermaga Sodong di Pulau Nusakambangan.
Kelompok pertama yang tiba di Dermaga Wijayapura pada pukul 04.50 WIB terdiri atas enam ambulans, salah satu di antaranya tidak membawa peti jenazah, sedangkan kelompok kedua terdiri atas tiga ambulans.
Akan tetapi pada kaca depan setiap ambulans tidak disebutkan nama jenazah terpidana mati yang dibawa karena hanya tercantum nomor urut saja.
Berdasarkan informasi yang dihimpun kantor berita Antara, kelompok pertama terdiri atas ambulans pembawa jenazah Myuran Sukumaran (nomor 1), Andrew Chan (nomor 2), Martin Anderson (nomor 4), Silvester Obiekwe Nwaolise (nomor 6), Rodrigo Gularte (nomor 7) dan ambulans nomor 3 kosong karena semula ditujukan untuk jenazah Mary Jane Fiesta Veloso yang ditunda eksekusinya.
Sementara tiga ambulans yang masuk kelompok kedua terdiri atas jenazah Raheem Agbaje Salami (nomor 5), Okwudili Oyatanze (nomor 8) dan Zainal Abidin (nomor 9).
Dalam hal ini, dua ambulans yang membawa jenazah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan berjalan beriringan karena duo “Bali Nine” itu akan disemayamkan lebih dulu di Jakarta sebelum diterbangkan ke Australia.
Sementara jenazah Martin Anderson akan dimakamkan secara Islam di Bekasi, jenazah Silvester Obiekwe Nwaolise disemayamkan di Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta sebelum diterbangkan ke Nigeria, dan jenazah Rodrigo Gularte disemayamkan di RS St Carolus Jakarta sebelum diterbangkan ke Brasil.
Selanjutnya, jenazah Raheem Agbaje Salami dibawa ke Madiun untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Serayu, jenazah Okwudili Oyatanze dibawa ke Ambarawa, dan jenazah Zainal Abidin dimakamkan di Pemakaman Umum Karangsuci, Cilacap.
Terpidana Mati Mary Jane Batal Dieksekusi Mati
Sementara itu, terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso batal dieksekusi bersama delapan terpidana lainnya. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Tony T Spontana di Jakarta pada Rabu dini hari menyatakan, Mary Jane batal dieksekusi. “MJ batal dieksekusi,” katanya.
Dari pemberitaan, perekrut Mary Jane menyerahkan diri kepada Kepolisian Kota Cabanatuan, Filipina dan dari keterangannya bahwa sosok Mary Jane tidak bersalah.
Dalam sejumlah pemberitaan, Jaksa Agung H.M. Prasetyo juga membenarkan jika eksekusi terhadap terpidana mati Mary Jane ditunda pelaksanaannya karena perekrut perempuan itu telah menyerahkan diri.
Berdasarkan informasi dari sumber kantor berita Antara di Nusakambangan, terpidana mati Mary Jane direncanakan dibawa kembali ke Yogyakarta. Namun, belum diketahui secara pasti kapan pemindahan tersebut akan dilaksanakan. [GA]