SUJA - Hadar Goldin, seorang tentara Israel yang dikhawatirkan diculik oleh kelompok gerilyawan Hamas di Jalur Gaza, dipastikan telah tewas dalam aksi selama operasi Israel di Jalur Gaza. Demikian pernyataan militer Israel, Ahad (3/8).
"Satu komite khusus yang dipimpin oleh Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Rabbi, mengumumkan kematian petugas infanteri IDF dari Brigade Givati, Letnan Hadar Goldin, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza pada Jumat, 1 Agustus, 2014," kata pernyataan militer.
Sebelumnya, Kantor Berita Xinhua melaporkan, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, Sabtu (2/8) pagi membantah pihaknya telah menculik prajurit Israel itu di Jalur Gaza. "Kami tidak tahu mengenai hilangnya tentara Israel itu. Kami tidak mengetahui keberadaan atau kondisi hilangnya prajurit itu," kata Brigade Al Qassam di dalam satu pernyataan pers.
Sayap bersenjata Hamas tersebut menambahkan, satu kelompok petempurnya bentrok pada Jumat (1/8) pukul 07.30 dengan tentara Israel yang bergerak maju ke arah timur Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza. Namun, tambahnya, mereka telah kehilangan kontak dengan kelompok tersebut, yang tampaknya telah tewas oleh tembakan Israel. "Perkiraan kami ialah tentara itu mungkin telah diculik dan dibunuh bersama dengan petempur kami," kata pernyataan tersebut.
Pada Jumat (1/8), Pemerintah Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata 72-jam, yang diperantarai PBB dan Amerika Serikat, setelah menyerang pasukan Israel yang ditempatkan di dekat Jalur Gaza. Israel menyatakan telah kehilangan kontak dengan seorang prajuritnya setelah anggota Hamas melancarkan serangan komando pada Jumat (1/8) pagi terhadap lokasi militer Israel di dekat Rafah.
Situasi keamanan di Jalur Gaza telah memburuk secara dramatis beberapa jam setelah gencatan senjata kemanusiaan diberlakukan pada Jumat (1/8) pukul 08.00 saat tembakan artileri Israel menewaskan labih dari 85 orang Palestina di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Lebih dari 1.633 orang Palestina telah meninggal dan 8.800 lagi cidera sejak Israel melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza pada 8 Juli lalu. Israel kehilangan 61 tentara dan tiga warga sipil, termasuk seorang warga negara Thailand.
"Satu komite khusus yang dipimpin oleh Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Rabbi, mengumumkan kematian petugas infanteri IDF dari Brigade Givati, Letnan Hadar Goldin, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza pada Jumat, 1 Agustus, 2014," kata pernyataan militer.
Sebelumnya, Kantor Berita Xinhua melaporkan, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, Sabtu (2/8) pagi membantah pihaknya telah menculik prajurit Israel itu di Jalur Gaza. "Kami tidak tahu mengenai hilangnya tentara Israel itu. Kami tidak mengetahui keberadaan atau kondisi hilangnya prajurit itu," kata Brigade Al Qassam di dalam satu pernyataan pers.
Sayap bersenjata Hamas tersebut menambahkan, satu kelompok petempurnya bentrok pada Jumat (1/8) pukul 07.30 dengan tentara Israel yang bergerak maju ke arah timur Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza. Namun, tambahnya, mereka telah kehilangan kontak dengan kelompok tersebut, yang tampaknya telah tewas oleh tembakan Israel. "Perkiraan kami ialah tentara itu mungkin telah diculik dan dibunuh bersama dengan petempur kami," kata pernyataan tersebut.
Pada Jumat (1/8), Pemerintah Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata 72-jam, yang diperantarai PBB dan Amerika Serikat, setelah menyerang pasukan Israel yang ditempatkan di dekat Jalur Gaza. Israel menyatakan telah kehilangan kontak dengan seorang prajuritnya setelah anggota Hamas melancarkan serangan komando pada Jumat (1/8) pagi terhadap lokasi militer Israel di dekat Rafah.
Situasi keamanan di Jalur Gaza telah memburuk secara dramatis beberapa jam setelah gencatan senjata kemanusiaan diberlakukan pada Jumat (1/8) pukul 08.00 saat tembakan artileri Israel menewaskan labih dari 85 orang Palestina di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Lebih dari 1.633 orang Palestina telah meninggal dan 8.800 lagi cidera sejak Israel melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza pada 8 Juli lalu. Israel kehilangan 61 tentara dan tiga warga sipil, termasuk seorang warga negara Thailand.