SUJA - Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengaku unggul 4 persen dari rivalnya Jokowi-Jusuf Kalla (JK) berdasarkan real count yang diperoleh dari data C1 dan D1.
Deputi Program Pemenangan TimKamNas Prabowo-Hatta, Hendra J. Kede, mengatakan berdasarkan Pusat Tabulasi Nasional (PTN) milik Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo-Hatta unggul sebesar 4 persen.
"Hasil hitung PTN KMP membuktikan Prabowo-Hatta Presiden dan Wapres terpilih dengan selisih diatas 4%," kata Hendra kepada wartawan, Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Pernyataan Hendra menanggapi muncul pesan berantai melalui BlackBerry bahwa berdasarkan 99,38% suara nasional yang sudah masuk pasangan Jokowi-JK memperoleh 52,79% (67.020.176) dan Prabowo-Hatta 47,21% (59.912.441). Hasil itu dikeluarkan situs kawalpemilu.org yang diduga milik salah satu timses Jokowi-JK.
Hendra mempertanyakan penghitungan suara tersebut yang tidak memakai data C1 yang dimiliki tim pemenangan Jokowi-JK. Menurutnya, hasil penghitungan tersebut hanya klaim sepihak.
"Kenapa mereka tidak memakai C1 yang mereka miliki sendiri? Klaim mereka terbantahkan oleh hasil perhitungan Pusat Tabulasi Nasional Koalisi Merah Putih yang berbasis C1 milik saksi dan didukung hard copy," tegasnya. [rok]
Deputi Program Pemenangan TimKamNas Prabowo-Hatta, Hendra J. Kede, mengatakan berdasarkan Pusat Tabulasi Nasional (PTN) milik Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo-Hatta unggul sebesar 4 persen.
"Hasil hitung PTN KMP membuktikan Prabowo-Hatta Presiden dan Wapres terpilih dengan selisih diatas 4%," kata Hendra kepada wartawan, Jakarta, Jumat (18/7/2014).
Pernyataan Hendra menanggapi muncul pesan berantai melalui BlackBerry bahwa berdasarkan 99,38% suara nasional yang sudah masuk pasangan Jokowi-JK memperoleh 52,79% (67.020.176) dan Prabowo-Hatta 47,21% (59.912.441). Hasil itu dikeluarkan situs kawalpemilu.org yang diduga milik salah satu timses Jokowi-JK.
Hendra mempertanyakan penghitungan suara tersebut yang tidak memakai data C1 yang dimiliki tim pemenangan Jokowi-JK. Menurutnya, hasil penghitungan tersebut hanya klaim sepihak.
"Kenapa mereka tidak memakai C1 yang mereka miliki sendiri? Klaim mereka terbantahkan oleh hasil perhitungan Pusat Tabulasi Nasional Koalisi Merah Putih yang berbasis C1 milik saksi dan didukung hard copy," tegasnya. [rok]