SUJA - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melansir bahwa jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat dari 371.700 jiwa menjadi 393.980 jiwa selama periode September 2013 hingga Maret 2014.
Berdasarkan Garis Kemiskinan Makanan (GKM), pengaruh komoditas makanan memberikan sumbangan terbesar terhadap pengaruh kemiskinan ketimbang komoditas bukan makanan. Komoditas beras memberi sumbangan 25,14 persen, telur ayam ras 3,43 persen, dan mie instan sebesar 2,56 persen.
Sementara, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan besar, yaitu sektor perumahan, listrik, pendidikan, dan bensin.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, angka kemiskinan di Jakarta yang dilaporkan BPS tersebut masih terlalu rendah, meski angka tersebut naik jika diukur tahun ke tahun.
Menurut dia, jumlah penduduk miskin Jakarta diperkirakan malah lebih tinggi. Ia mengatakan, BPS hanya mengambil sampel orang miskin berdasarkan lokasi tinggal, tanpa meninjau domisili.
"Pengemis yang datang dan tinggal di pinggir rel pun dihitung. Orang tidak banyak tahu soal sistem kerja BPS ini," kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/7).
Seharusnya BPS, kata dia, mensurvei berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga bisa teridentifikasi apakah yang bersangkutan warga Jakarta atau bukan. (SUJA/petikan)