SUJA - SELAIN kecaman serta protes dari aliansi Hindu Bali terkait kebijakan dari PT Jasa Marga Bali Tol yang mengimbau agar petugas gerbang Tol Bali Mandara mengenakan kerudung dan peci selama Ramadan hingga Idul Fitri, beberapa warga Bali juga menyuarakan aksi protes mereka di media sosial.
Namun penolakan atas himbauan PT Jasa Marga Bali Tol tersebut sudah menjurus ke arah sentimen SARA. Bahkan salah satu warga Bali di jejaring sosial Facebook dengan tegas menyebut kebijakan tersebut sangat meresahkan dengan menegaskan bahwa Bali bukan tanah Arab yang ia samakan dengan “Qurawa”. Tidak hanya itu, warga Bali itu menuntut pejabat kearab-araban yang ada di Bali untuk diganti serta mengecam adanya gerakan syariah di Bali.
Warga Bali bernama Dr. Arya Wedakarna dalam akun facebooknya menyatakan: “Saya kecam kebijakan manajamen jalan tol Bali yg menerapkan aturan petugas toll memakai jilbab dan peci selama Ramadhan. Hal ini sudah menjadi kontroversi dan meresahkan. Ini Bali bung!!! The Island of a thousand temple NOT the land of Arab/Qurawa. Kalau tidak sanggup hormati budaya Bali, silahkan keluar pulau! sy dukung petisi ganti pejabat kearab2an. Lawan gerakan syariah di Bali.”
Seperti dilaporkan sebelumnya, kebijakan mengenakan kerudung dan peci selama Ramadan hingga Idul Fitri oleh PT Jasa Marga Bali Tol awalnya hanya sebagai bentuk toleransi antar umat beragama dan bentuknya sekedar anjuran bukan kewajiban. Pada Rabu kemarin Aliansi Hindu Bali yang terdiri dari Cakrawahyu, Yayasan Satu Hati Ngrestiti Bali, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara dan Pusat Kooordinasi Hindu Nusantara secara resmi melakukan aksi protes di depan Kantor PT Jasa Marga Bali Tol yang bertujuan mendesak agar imbauan tersebut dicabut.[fq/islampos]
Namun penolakan atas himbauan PT Jasa Marga Bali Tol tersebut sudah menjurus ke arah sentimen SARA. Bahkan salah satu warga Bali di jejaring sosial Facebook dengan tegas menyebut kebijakan tersebut sangat meresahkan dengan menegaskan bahwa Bali bukan tanah Arab yang ia samakan dengan “Qurawa”. Tidak hanya itu, warga Bali itu menuntut pejabat kearab-araban yang ada di Bali untuk diganti serta mengecam adanya gerakan syariah di Bali.
Warga Bali bernama Dr. Arya Wedakarna dalam akun facebooknya menyatakan: “Saya kecam kebijakan manajamen jalan tol Bali yg menerapkan aturan petugas toll memakai jilbab dan peci selama Ramadhan. Hal ini sudah menjadi kontroversi dan meresahkan. Ini Bali bung!!! The Island of a thousand temple NOT the land of Arab/Qurawa. Kalau tidak sanggup hormati budaya Bali, silahkan keluar pulau! sy dukung petisi ganti pejabat kearab2an. Lawan gerakan syariah di Bali.”
Seperti dilaporkan sebelumnya, kebijakan mengenakan kerudung dan peci selama Ramadan hingga Idul Fitri oleh PT Jasa Marga Bali Tol awalnya hanya sebagai bentuk toleransi antar umat beragama dan bentuknya sekedar anjuran bukan kewajiban. Pada Rabu kemarin Aliansi Hindu Bali yang terdiri dari Cakrawahyu, Yayasan Satu Hati Ngrestiti Bali, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara dan Pusat Kooordinasi Hindu Nusantara secara resmi melakukan aksi protes di depan Kantor PT Jasa Marga Bali Tol yang bertujuan mendesak agar imbauan tersebut dicabut.[fq/islampos]