Setiap tentara menjalani penilaian kebugaran yang dilakukan dua kali setahun, yang melibatkan push-up, sit-up dan lari.
Menurut angka yang dikeluarkan di bawah Freedom of Information Act, 29.600 tentara laki-laki dan 2.819 tentara perempuan telah gagal tes di beberapa titik dalam tiga tahun sampai Maret 2014.
Angka terpisah, termasuk tentara yang telah diistirahatkan karena cedera, menunjukkan bahwa lebih dari 22.000 tentara yang dianggap kelebihan berat badan memiliki risiko masalah kesehatan.
Angka-angka didasarkan pada pengukuran komposisi tubuh, dalam preferensi untuk indeks massa tubuh, tidak membedakan antara berat badan yang berhubungan dengan massa otot dan berat badan yang berhubungan dengan lemak tubuh.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan tingkat kegagalan test mewakili 11% dari Angkatan Darat yang bertugas di periode itu.
“Semua personel disediakan dukungan dan pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi standar fisik Angkatan Darat, dengan bantuan tambahan bagi personil yang gagal memenuhi kriteria ini. Personil yang tetap tidak mampu memenuhi standar pada akhirnya bisa diberhentikan,” kata pejabat kementerian.
Angka terbaru menunjukkan bahwa tentara yang diberhentekan dari Angkatan Darat karena kelebihan berat badan telah mengalami peningkatan.
Pada tahun 2011 saja, 13 tentara telah diberhentikan karena obesitas yang berkontribusi pada kesehatan mereka. Ada setidaknya 50 kasus antara Januari 2002 dan Maret 2013 di mana tentara diberhentikan karena kegemukan. [ds/islampos/worldbulletin]