Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu bicara soal Pancasila, UUD ’45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, Habib juga menyinggung soal indikasi kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Ketika diundang dalam Simposium PKI, saya sudah memaparkan 30 indikasi kebangkitan PKI. Kalau ada oknum pejabat yang bilang PKI selesai, itu dusta dan bohong,” ungkap Habib Rizieq.
Salah satu indikasi bangkitnya PKI, kata Habib, adalah munculnya logo mirip palu arit dalam uang kertas baru yang diterbitkan Bank Indonesia. Ia mempertanyakan, jika BI beralasan hal itu hanya merupakan teknologi pengamanan, mengapa yang dimunculkan adalah gambar yang mirip palu arit.
“Protes kita terhadap hal tersebut mestinya ditangkap oleh pemerintah dalam sinyal yang positif. Tapi tidak, Polisi malah mendorong Gubernur Bank Indonesia untuk melaporkan saya,” lanjutnya.
Karena pihak Bank Indonesia pada akhirnya tidak menuruti kehendak polisi, lanjut Habib, lalu dimunculkanlah LSM binaan Polri untuk melaporkan dirinya. Meski begitu, Habib mengaku tidak gentar.
“Saya tidak akan mundur. Bahwa munculnya logo palu art dalam uang BI harus kita lawan bersama,” tandasnya.
Persoalan logo PKI, menurut Habib, bukanlah perkara kecil. Sebab hal itu termasuk dalam perang simbol. Karena uang rupiah yang memuat simbol tersebut bakal digunakan sebagai alat pembayaran yang sah oleh sekitar 250 juta warga negara Indonesia.